Jet tempur Amerika Serikat (AS) kembali menyerang Houthi di Yaman pada hari Jumat, (19/1/2024). Menurut pejabat AS, serangan itu menghancurkan tiga rudal antikapal milik Houthi yang sudah direncanakan akan ditembakkan ke Laut Merah bagian selatan. Dia mengatakan serangan itu dilancarkan dengan jet tempur F A 18 yang terbang dari kapal induk USS Dwight D. Eisenhower.
Adapun serangan itu adalah serangan keenam terhadap Houthi dalam 10 hari terakhir. Dikutip dari Associated Press , Komando Pusat AS menyatakan serangan tersebut dilakukan sekitar pukul 18.45 waktu setempat di Ibu Kota Sanaa, Yaman. AS mendeteksi adanya ancaman terhadap kapal dagang, yakni rudal Houthi. Kemudian, AS menyerang rudal yang sudah siap ditembakkan itu.
Akan tetapi, tidak dijelaskan bagaimana AS menghancurkan rudal itu. Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby juga tidak menjelaskan senjata apa yang digunakan AS dalam serangan itu. Dulu Umrah Usai Terguncang Kasus KDRT, Kini Lesti Kejora Umrah Bareng Rizky Billar Kondisi Bahagia
Ayah Lesti Kejora Perdana Unggah Foto Rizky Billar Bareng Anaknya Usai Kasus KDRT: Mertua Mulia AS Lancarkan Serangan Petang terhadap Houthi, Kerahkan Jet Tempur dan Hancurkan Rudal Wajah Lesti Kejora Hadiri Kuliah Malam Terekam, Begini Nasib Pendidikan Istri Rizky Billar
Harta Ustadz Solmed dari Bisnis Rokok, Ini Hukum Rokok Menurut UAS, Gus Baha dan Khalid Basalamah Halaman 4 Topik: Lesty Kejora Halaman 1 APES, Lesty Kejora Dilabrak Cewek Ngaku Gebetan Rizky Billar, Panik! Gegara Tak Kunjung Dinikahi? Pos kupang.com Lancarkan Serangan di Teluk Aden, Rudal yang Ditembakkan Houthi Langsung Kenai Kapal Dagang AS
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 101 102 Kurikulum Merdeka Halaman 3 Namun, sebelumnya AS menggunakan rudal penjelajah dan bom yang dijatuhkan dari jet tempur. Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden mengakui serangan udara AS ke Yaman yang menargetkan Houthi belum bisa melumpuhkan kelompok pro Palestina itu.
Meski demikian, Biden mengatakan pasukan AS masih akan terus melancarkan serangan terhadap Houthi. Adapun dalam serangan terbaru pada hari Rabu pekan ini, AS meluncurkan puluhan rudal di Laut Merah untuk menggebuk Houthi. Serangan itu dilakukan beberapa jam setelah Houthi menyerang kapal kargo AS dengan drone atau pesawat tanpa awak.
Komando Pusat AS mengatakan serangan itu bakal "menggerus kemampuan Houthi dalam meneruskan serangan sembrononya terhadap kapal internasional dan kapal dagang". Namun, Biden pada hari Kamis malah mengatakan sebaliknya. "Ketika kalian mengatakan serangan itu dilakukan, apakah serangan itu menghentikan Houthi? Tidak. Apakah serangan itu akan berlanjut? Ya," ujar Biden kepada wartawan, dikutip dari Russian Today.
Serangan udara pada hari Rabu pekan ini adalah serangan keempat yang dilancarkan AS terhadap Houthi sejak pekan lalu. Adapun pesawat tempur AS dan Inggris menembakkan sekitar 70 rudal pada hari Kamis dan Jumat pekan lalu. Kemudian, AS melancarkan serangan berikutnya pada hari Sabtu, Selasa, dan Rabu.
Setelah Biden mengungkapkan kegagalan serangan itu, Komando Pusat mengumumkan bahwa pihaknya telah melancarkan serangan lain. Menurut Komando Pusat, serangan itu menargetkan rudal Houthi yang diklaim sudah siap ditembakkan ke arah kapal dagang. Namun, di sela sela waktu antara dua serangan itu, Houthi tetap menyerang kapal yang melintasi Laut Merah dan Teluk Aden.
Houthi menyerang kapal kargo AS dengan rudal balistik pada hari Senin pekan ini. Sehari berselang kelompok asal Yaman itu menyerang kapal Yunani yang menuju ke Israel. Kemudian, Houthi baru menyerang kapal AS pada hari berikutnya. Sejak perang Israel Hamas meletus tanggal 7 Oktober 2023, Houthi mulai menyerang banyak kapal dagang di Laut Merah.
Houthi bersumpah akan terus melancarkan serangan hingga perang Hamas Israel berakhir dan blokade di Gaza dicabut. Awalnya Houthi mengaku hanya menargetkan kapal kapal yang terafiliasi dengan Israel atau kapal yenga menuju ke pelabuhan Israel. Namun, pekan ini juru bicara Houthi mengatakan mulai menargetkan kapal AS.
Sebanyak sekitar 15 persen kapal dagang dunia melewati Laut Merah dan Terusan Suez dalam pelayarannya. Namun, akibat serangan Houthi, perusahana ekspedisi besar seperti Maersk, MSC, CMA, CGM, dan Hapag Lloyd memilih mengambil rute lain. Rute itu ialah dengan melawati Tanjung Harapan di Afrika Selatan. Rute itu lebih aman, tetapi jauh lebih panjang.