Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melakukan transformasi digital dalam pengadaan barang dan jasa di industri hulu migas. Terobosan ini melalui hadirnya Indonesian Oil and Gas e Commerce (IOG e Commerce). Transformasi ini diharapkan dapat mendukung peningkatan produksi hulu migas serta penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang menciptakan multiplier effect bagi para pelaku usaha lokal.

Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai SKK Migas Eka Bhayu Setta menjelaskan pihaknya berkolaborasi dengan Kontraktor Kerja Sama (KKKS) menghadirkan IOG e Commerce untuk menjawab empat tantangan di industri hulu Migas. Tantangan tersebut meliputi target produksi minyak 1 juta barel per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas pada tahun 2030, mode operasi industri hulu migas yang tersebar di seluruh Indonesia, digitalisasi dan integrasi pengadaan barang/jasa serta peningkatan penggunaan produk dan kemampuan nasional. “SKK Migas dan KKKS perlu melakukan satu terobosan melalui transformasi digital untuk menjawab tantangan tantangan dan ekspektasi para pemangku kepentingan. IOG e Commerce merupakan jawaban bagi tantangan tersebut," ucap Eka dalam diskusi dengan media di Trembesi Hotel Tangerang Selatan, Rabu (11/10/2023).

TERJAWAB Alasan Kian Banyak Negara Stop Pendanaan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina: Curigai Hamas Fitnah Israel pada UNRWA, Propaganda untuk Hancurkan Palestina, Diduga Serangan Terkoordinasi Dukung Capaian Target Produksi dan Pelaku Usaha Lokal, SKK Migas Inisiasi IOG e Commerce

Kejam! Tuduhan dan Fitnah Israel pada UNRWA, Warga Gaza yang Kelaparan Bisa Semakin Merana Abaikan Putusan Mahkamah Internasional, Israel Serang Sekolah UNRWA di Gaza, 10 Orang Tewas HCML Dukung SKK Migas Capai Target 2030 Produksi Gas Capai 12 BSCFD Surya.co.id

Kunci Jawaban PAI Kelas 8 Kurikulum Merdeka Halaman 158 161: Soal Pilihan Ganda Halaman 4 IOG e Commerce menampilkan produk produk dari para penyedia barang dan jasa yang telah bekerja sama dengan KKKS, terdaftar di CIVD (Centralized Integrated Vendor Database), serta APDN (Apresiasi Produk Dalam Negeri). Saat ini terdapat 30 perusahaan dan 1.400 produk yang telah terdaftar dalam IOG e Commerce.

Selanjutnya, SKK Migas akan berkolaborasi dengan industri perbankan untuk menghadirkan layanan pembayaran dan pembiayaan jangka pendek. “Bagi industri hulu migas, IOG e Commerce bisa mempercepat proses transaksi dan memperluas sumber informasi produk. Bagi vendor, dengan transformasi digital ini akan semakin memperluas pangsa pasar mereka,” ucap Eka. Berdasarkan data pengadaan tahun 2023, total ada 5.153 Purchase Order dengan nilai mencapai US$ 81,25 juta atau setara dengan Rp1,27 triliun.

Untuk target jangka pendek di tahun 2024, Eka melanjutkan SKK Migas berharap bisa merangkul 725 perusahaan untuk masuk dalam ekosistem IOG e Commerce. “Selain itu juga diharapkan ada 4.398 jenis produk yang masuk di IOG e Commerce tahun depan,” ungkap Eka. “IOG e Commerce siap bertransaksi pada tahun 2024. Kami akan melakukan pengembangan sistem dan ekosistem secara berkelanjutan,” terang Eka.

Darmawan Widhihatmoko, Vice President SCM Kangean Energi Indonesia sekaligus tim pengembang IOG e Commerce mengungkapkan sejumlah keunggulan yang akan diperoleh KKKS saat menggunakan layanan ini. Mulai dari penyederhanaan transaksi, penguatan basis data harga komoditas, serta kewajiban penggunaan produk dalam negeri. KKKS juga bisa melakukan perbandingan harga dengan mudah untuk mendapatkan penawaran terbaik. Tak hanya itu, KKKS juga bisa melakukan pencarian barang dan jasa yang dibutuhkan berdasarkan lokasi dari operasi KKKS.

“Dalam fitur produk, akan menampilkan seberapa besar TKDN dari barang yang dijual serta bisa menampilkan sertifikat TKDN," papar Darmawan. "Lalu yang membedakan IOG e Commerce dengan e commerce lainnya adalah pembayaran dibelakang setelah barang diterima dan sesuai dengan PO,” pungkasnya.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *