Hamas menolak tawaran kesepakatan baru dari Israel yaitu gencatan senjata hanya selama seminggu dan pertukaran tahanan. Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera pada hari Rabu, pejabat Hamas Ghazi Hamad mengatakan 'prioritas' kelompoknya adalah menghentikan perang secara permanen. Ia juga mengatakan, Hamas tidak akan melepaskan tawanan lagi sampai pemboman Israel berakhir.
Saat berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian pada Selasa malam, kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh tampaknya memegang teguh posisi ini. Haniyeh menegaskan Hamas siap untuk membuat kesepakatan lain, tetapi hanya jika Israel terlebih dahulu menghentikan serangannya. Menurut Hashem Ahelbarra dari Al Jazeera , Hamas dan Israel memiliki penafsiran yang berbeda terkait gencatan senjata.
“Masalahnya kali ini adalah perbedaan penafsiran antara Israel dan Hamas,” kata Ahelbarra. Cerita Mahfud MD saat Temui Jokowi untuk Ajukan Surat Mundur: Santai dan Cair, Sempat Terlambat Projo Dibilang Pansos Oleh Butet, Ketua Projo Santai Jawab Biasa Aja, Karena Sudah Terkenal
Pemain Baru AC Milan Jika Antonio Conte Jadi Pelatih Gantikan Pioli, Ada Efek Giroud Hengkang Promo Indomaret Terbaru PBI 1 15 Feb 2024 Beli Cerelac Gratis Zwitsal,Beli Emina Gratis SilverQueen DEAL Resmi Hari TERAKHIR Transfer LIGA INGGRIS: Newcastle 5 Pemain, MU 9, Chelsea 8, Luton 10 Halaman all
Ganjar Pranowo Respons Santai Pernyataan Gibran Soal Getarkan 'Kandang Banteng' Terungkap Isi Obrolan Jokowi dan Mahfud MD, Usai Cawapres 03 Mundur dari Jabatan Menkopolhukam Kunci Jawaban IPA Kelas 9 SMP Halaman 48 dan 49: Uji Kompetensi Uraian Halaman all
Menurut Hamas, kesepakatan saat ini yang dibutuhkan bukan hanya pertukaran tahanan, tetapi harus meghentikan perang secara permanen. "Hamas menegaskan kesepakatan kali ini tidak bisa hanya sekedar pertukaran tahanan, kesepakatan ini harus didasarkan pada gencatan senjata permanen," jelasnya. Apabila perang berhenti secara permanen, Ghazi Hamad mengatakan Hamas siap untuk merundingkan kompromi yang signifikan mengenai pertukaran tahanan.
“Visi kami sangat jelas: Kami ingin menghentikan agresi. Apa yang terjadi di lapangan adalah bencana besar.” katanya. Menurunya, gencatan senjata sementara ini hanya menguntungkan salah satu pihak yaitu Israel. Ia menjelaskan, Israel akan memanfaatkan momen ini untuk menukar para sandera, selanjutnya serang akan diluncurkan kembali.
“Israel akan mengambil alih peran para sandera dan setelah itu mereka akan memulai babak baru pembunuhan massal dan pembantaian terhadap rakyat kami,” katanya. Oleh karena itu, ia menegaskan tidak akan mengulangi kesepakatan ini. “Kami tidak akan memainkan permainan ini," jelasnya.
Sebelumnya, Israel dan Hamas pernah menyepakati gencatan senjata selama seminggu pada 24 November hingga 1 Desember. Selama gencatan senjata tersebut, badan badan internasional dapat mengirimkan bantuan yang sangat dibutuhkan. Israel membebaskan 240 tahanan Palestina dan Hamas mengembalikan 100 warga Israel dan lainnya yang ditawan dalam serangan pada tanggal 7 Oktober.
Sementara sandera Hamas berjumlah 240 warga Israel. Namun setelah gencatan senjata berakhir, Israel semakin membombardir Gaza. Sejak 7 Oktober hingga saat ini korban serangan Israel di Gaza mencapai lebih dari 20.000 warga Palestina.