Ibu di Israel Tulis Surat untuk Pejuang Hamas Berterima Kasih karena Perlakukan Anaknya Seperti Ratu Surat ucapan terima kasih dari seorang ibu Israel kepada Hamas beredar di Internet. Ibu dari Israel menulis surat untuk Pejuang Hamas, dia menuliskan ucapan terima kasih atas kemanusiaan yang menurutnya sungguh hal yang luar biasa.
'Terima kasih atas kemanusiaan yang luar biasa' katanya seperti dikutip dari Trtworld . Ibu di Israel bernama Danielle Aloni menulis surat ucapan terima kasih yang mengharukan. Dia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pejuang Hamas atas perhatian yang mereka berikan kepada putrinya Emilia selama 49 hari ditawan di Gaza yang terus dibombardir militer Israel.
“Saya akan mengingat perilaku baik Anda yang ditunjukkan meskipun dalam situasi sulit yang Anda hadapi,” kata Danielle Aloni dalam suratnya. LIVE INDOSIAR! Jadwal Persebaya Surabaya vs Bhayangkara FC di Liga 1, Reuni Paul Munster Persebaya vs Bhayangkara FC, Pemulihan Cedera, Song Ui young Terancam Absen Bela Bajul Ijo
SHIO Panen Hoki di Awal Februari, Temukan Ladang Uang Menurut Ramalan Shio Kamis 1 Februari 2024 Survei Terbaru Calon Gubernur Sulsel: NH, ASS, Danny, AIA, IAS, Adnan, RMS, Indah Kondisi Cedera Gelandang Persebaya Song Ui young Diungkap Paul Munster Jelang Lawan Bhayangkara FC
Cara Alami untuk Menurunkan Gula Darah, Mudah Diterapkan Penderita Diabetes Kunci Jawaban IPA Kelas 9 SMP Halaman 48 dan 49: Uji Kompetensi Uraian Halaman all Danielle Aloni dan putrinya yang baru berusia 5, Emilia disandera oleh Hamas selama 49 hari di Gaza yang terkepung.
Pada tanggal 24 November, ibu dan anak perempuan Israel tersebut dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata sementara antara Hamas dan Israel dan dipertemukan kembali dengan kerabat mereka. Sebelum mereka meninggalkan Gaza, Danielle Aloni menulis surat “terima kasih” kepada Hamas. Dia menyatakan terima kasihnya, “Saya berterima kasih dari lubuk hati saya yang terdalam atas rasa kemanusiaan luar biasa yang Anda tunjukkan terhadap putri saya, Emilia.” katanya.
Brigade Qassam, yang merupakan sayap bersenjata Hamas, membagikan surat tersebut di akun Telegram resminya pada pukul 16.49 GMT pada tanggal 27 November. Surat itu awalnya ditulis dalam bahasa Ibrani dan disertai terjemahan bahasa Arab, bersama dengan foto ibu Israel dan putrinya. Dalam surat tulisan tangannya dalam bahasa Ibrani, Danielle berkata:
"Dia (Emilia) mengakui bahwa Anda semua adalah temannya, bukan hanya teman, tapi benar benar dicintai dan baik". Aloni mengakui perawatan baik yang diberikan kepada para sandera di Gaza dan menulis: "Terima kasih atas waktu yang Anda habiskan sebagai perawat."
Dia lebih lanjut menyatakan putrinya tidak hanya terikat dengan Hamas tetapi juga merasa seperti seorang ratu. “Anak anak seharusnya tidak disandera, namun terima kasih kepada Anda dan orang orang baik lainnya yang kami temui selama ini, putri saya merasa seperti seorang ratu di Gaza,” katanya. Dalam perjalanan panjang yang kami lalui, kami belum pernah bertemu dengan orang yang tidak baik padanya, Anda telah memperlakukannya dengan baik dan penuh kasih sayang.
Aloni mengakhiri suratnya dengan belas kasih kepada Hamas, dengan menyatakan: "Saya akan mengingat perilaku baik Anda yang ditunjukkan meskipun dalam situasi sulit yang Anda hadapi dan kerugian besar yang Anda derita di sini di Gaza." “Saya berharap di dunia ini kita benar benar bisa menjadi teman baik,” tulisnya dan menambahkan ucapan selamatnya kepada warga Gaza.
“Saya berharap Anda semua sehat dan sejahtera… kesehatan dan cinta untuk Anda dan anak anak keluarga Anda.” Danielle dan Emilia Aloni termasuk di antara 24 sandera Israel yang dibebaskan oleh Hamas pada 24 November. Mereka mengunjungi saudara perempuan Danielle dan keluarganya di Kibbutz Nir Oz di Israel selatan sebelum disandera.
Brigade Al Qassam menerbitkan surat dari seorang tahanan kepada para pejuang Hamas yang telah menemani anaknya selama masa penahanan. Sebelum pembebasannya dalam kesepakatan pertukaran dalam gencatan senjata kemanusiaan Sebelumnya, telah beredar luas video saat tawanan melambaikan tangan dan tersenyum kepada pejuang Hamas saat sesi pembebasan.
Pejuang Hamas yang memakai seragam hijau dengan tutup kepala melambaikan tangan kepada sandera Israel. Warga Israel yang jadi tawanan pun membalas lambaian tangan tersebut. Antara tentara dan sandera saling melambaikan tangan saat mereka berpisah. Video kedekatan antara sandera dan pejuang Hamas saat pembebasan itu pun viral.
Rekaman yang dirilis oleh Hamas menunjukkan momen saat mereka menyerahkan sejumlah sandera ke Palang Merah selama gencatan senjata sementara dengan Israel. Pertukaran tersebut terjadi di pusat Kota Gaza, sebuah wilayah yang diklaim berada di bawah kendali tentara Israel selama operasi militer baru baru ini. Pertukaran sandera gelombang ketiga ini termasuk 13 warga Israel, 3 warga Thailand, dan 1 warga negara Rusia.
Dalam momen perpisahan tersebut, para pejuang Hamas terlihat melambaikan tangan kepada para sandera. Dari dalam mobil, sandera perempuan itu membalas lambaian tangan pejuang Hamas. Pembebasan tersebut, yang merupakan bagian dari pertukaran tahanan.
Ini bukan pertama kali, para sandera yang ditawan pejuang Hamas bersikap damai dengan para pejuang Palestina. Sebelumnya pada bulan lalu, Kelompok militan Hamas membebaskan dua orang wanita israel berusia lanjut. Momen yang menyentuh hati banyak orang ketika menyakiskan video seorang sandera Israel bernama Yocheved Lifschitz dibebaskan oleh pejuang Hamas pada hari Senin (23/10/2023) setelah hampir dua minggu disandera.
Beberapa detik sebelum momen pembebasan, Yocheved Lifschitz sempat memegang tangan seorang pejuang Hamas sambil mengucap kata Shalom. "Shalom," kata Yocheved Lifschitz kepada Pejuang Hamas itu dalam Bahasa Ibrani yang artinya damai atau perdamaian dikutip dari BBC. Saat jumpa pers, momen itu ditanyakan kepada Yocheved Lifschitz.Ketika ditanya oleh wartawan mengapa Yocheved Lifschitz menjabat tangan pejuang Hamas yang menahannya sebelum dibebaskan?
Lifschitz melalui putrinya mengatakan para penyandera atau Pejuang Hamas itu telah memperlakukan dirinya dengan baik. Dirinya diperlakukan dengan baik begitu pula dengan para sandera lainnya. Semuanya berada dalam kondisi baik. Putri Yocheved Lifschitz, Sharone Lifschitz membantu menerjemahkan pengalaman ibunya kepada sejumlah wartawan.
Sharone mengatakan ibunya dibawa ke “jaringan terowongan besar di bawah Gaza yang tampak seperti jaring laba laba”. Lifschitz mengatakan dia termasuk di antara 25 sandera yang dibawa ke dalam terowongan dan setelah beberapa jam, lima orang dari kibbutznya, termasuk dirinya, dibawa ke ruangan terpisah. Di sana, mereka masing masing mendapat penjaga dan akses ke paramedis dan dokter.Dia menggambarkan kondisinya bersih di dalam, dengan kasur di lantai untuk mereka tidur.
Tawanan lain yang terluka parah dalam kecelakaan sepeda motor dalam perjalanan ke Gaza dirawat oleh dokter karena lukanya. “Mereka memastikan kami tidak sakit, dan kami selalu menemui dokter setiap dua atau tiga hari,” katanya dikutip dari BBC. Dia juga mengatakan bahwa mereka memiliki akses terhadap obat obatan yang mereka butuhkan dan terdapat banyak perempuan di sana yang mengetahui tentang “kebersihan kewanitaan”.
Mereka makan makanan yang sama – roti pitta dengan keju dan mentimun – seperti yang dimakan penjaga Hamas, tambah putrinya, Sharone. Ketika ditanya oleh seorang wartawan mengapa dia berjabat tangan dengan pria bersenjata itu? Lifschitz mengatakan para penyandera telah memperlakukannya dengan baik dan para sandera lainnya berada dalam kondisi baik.
Pengakuan dari beberapa sandra yang dibebaskan oleh tentara pejuang Hamas mengatakan bahwa mereka telah diperlakukan dengan baik.