Militer Amerika Serikat (AS) disebut berpotensi terlibat perang Israel Hamas di Gaza. Di mana dilaporkan Personil Angkatan Udara AS di Irak telah diperintahkan untuk bersiaga jika hal tersebut terjadi. Soal keterlibatan AS dalam perang Israel Hamas berdasarkan laporan The Intercept pada hari Selasa (30/1/2024), mengutip memo Pentagon.
Memo Pentagon yang disebarkan awal bulan ini, menginstruksikan sejumlah tentara AS yang tidak diketahui jumlahnya untuk ditempatkan siaga dan dikerahkan ke garis depan guna mendukung pasukan jika ada keterlibatan AS di lapangan dalam perang Israel Hamas. Perintah siaga tersebut berlaku bagi pasukan AS yang ditempatkan di Irak sejak tahun lalu, menurut dokumen Pentagon terpisah yang dilihat oleh The Intercept. “Dokumen dokumen yang diperoleh The Intercept memberikan pengingat yang jelas akan kehadiran militer AS yang meluas di Timur Tengah, dengan personel yang dikerahkan ke lokasi lokasi yang menurut banyak orang Amerika misinya telah berakhir sejak lama dan seberapa cepat perintah tersebut dapat digunakan kembali untuk konflik konflik baru,” The Intercept melaporkan, mengutip Palestine Chronicle.
Sebelumny Gedung Putih telah menyatakan dalam beberapa kesempatan sejak Oktober 2023 bahwa dukungannya terhadap Israel tidak akan melibatkan tentara AS dalam perang Israel Hamas. INTER MILAN: Inzaghi Prediksi Perebutan Scudetto dengan AC Milan dan Juventus CEO Inter Milan Sebut Juventus Lebih Berpeluang Rebut Scudetto, Singgung Masa Lalu
Isi Hati Teuku Ryan Tak Mau Cerai Dikuliti Denny Darko, Ketakutan Ria Ricis Jadi Janda Terungkap Halaman 4 AC MILAN: Eks Bek Juventus Jadi Incaran Rossoneri DEAL RESMI Transfer LIGA INGGRIS Pekan 4 Januari 2024: Man City 3, MU 9, Liverpool 14, Arsenal 3
Jakarta Sengit, Cek 3 Survei Elektabilitas Pilpres 2024 Terbaru, Terjawab Capres Terkuat di Ibu Kota Halaman 4 Namun beragam laporan berita dan kebocoran informasi mengindikasikan bahwa AS mungkin terlibat dalam berbagai hal, meskipun kapasitasnya tidak ditentukan. AS merespons Operasi Banjir Al Aqsa yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober dengan segera mengirimkan dua kapal induk ke wilayah tersebut dan menyiapkan 2.000 tentara tambahan untuk dikerahkan ke Timur Tengah.
Di sisi lain, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan kepada wartawan pada 10 Oktober bahwa tidak ada niat untuk mengerahkan pasukan AS di Israel atau Gaza. Namun, pasukan khusus AS telah aktif di Israel sejak bulan Oktober 2023, dan pejabat senior Christopher Maier mengatakan kepada wartawan pada saat itu bahwa pasukan komando AS secara aktif membantu Israel melakukan sejumlah hal. Pentagon juga mengakui menerbangkan drone mata mata di Gaza untuk mendukung upaya pemulihan sandera.
Sejak perang dimulai, pasukan AS di Irak, Suriah, dan Yordania telah mendapat serangan lebih dari 150 kali, dari berbagai kelompok Perlawanan Arab yang menggunakan serangan drone dan roket secara rutin, mengutip Palestine Chronicle. Salah satu serangan terhadap sebuah pos terdepan di Yordania pada Januari 2024 lalu menewaskan tiga tentara AS dan melukai beberapa lusin lainnya. Kapal dan pesawat tempur Amerika juga telah melancarkan beberapa serangan terhadap pejuang Ansarallah di Yaman, dalam upaya untuk mematahkan blokade kelompok tersebut terhadap kapal dagang terkait Israel yang melewati Laut Merah.
Ansarallah menanggapinya dengan menargetkan kapal komersial dan militer AS di wilayah tersebut. Pada hari Rabu (31/1/2024), para militan mengumumkan bahwa mereka telah menembakkan beberapa rudal ke kapal perusak USS Gravely. Komando Pusat AS, yang mengawasi operasi militer Amerika di Timur Tengah, mengklaim bahwa Graveley menembak jatuh satu rudal yang masuk, dan tidak mengalami kerusakan atau korban jiwa.