Serangan pesawat tak berawak (drone) Amerika Serikat (AS) menewaskan seorang pemimpin ISIS di Suriah, Kamis (6/7/2023). Di saat yang sama, Departemen Pertahanan AS mengatakan jet militer Rusia berusaha menggangu operasi drone MQ 9 Reaper di negara itu. Dikutip AP News , ada tiga drone MQ 9 Reaper yang mengitari wilayah tersebut mencari keberadaan militan.
"Mereka diganggu selama hampir dua jam oleh jet Rusia," ungkap pejabat pertahanan AS. Tak lama setelah itu, drone menyerang dan membunuhUsamah al Muhajir, yang sedang mengendarai sepeda motor di wilayah Aleppo. Pejabat itu mengatakan al Muhajir berada di Suriah barat laut pada saat penyerangan, tetapi dia biasanya beroperasi di timur.
“Kami telah memperjelas bahwa kami tetap berkomitmen untuk mengalahkan ISIS di seluruh wilayah,” kata Jenderal Michael Kurilla, seorang komandan Komando Pusat, dalam sebuah pernyataan, Minggu (9/7/2023), dikutip NY POST . Jadwal Tajikistan vs Yordania Babak Perempat Final Piala Asia 2023, Korsel Lawan Berat Jadwal dan Prediksi Susunan Pemain Australia vs Korsel di 8 Besar Piala Asia 2024 Live iNews TV
Konflik Suriah: Sedikitnya 100 Orang Tewas dalam Serangan Drone saat Upacara Wisuda Taruna Tiga Tentara AS Tewas Dalam Serangan Drone di Perbatasan Yordania Suriah, Iran Jadi Kambing Hitam DEAL TRANSFER SERIE A 2024: Inter Milan 2 Pemain, AC Milan 1, Juventus 2, AS Roma 3 Halaman 4
Jadwal Acara NET TV Hari ini Jum'at 2 Februari 2024: Drakor My ID Is Gangnam Beauty, Kuliner Viral Kunci Jawaban IPA Kelas 9 SMP Halaman 48 dan 49: Uji Kompetensi Uraian Halaman all Belum jelas bagaimana militer AS memastikan bahwa orang yang terbunuh adalah al Muhajir.
Tidak ada detail lain yang diberikan oleh pihak terkait. Para pejabat AS telah beberapa kali mengeluhkan keberadaan jet tempur Rusia di wilayah tersebut. Mereka mengatakan pesawat itu melakukan penerbangan "yang tidak aman" dan mengganggu di sekitar drone Amerika.
"Pesawat Rusia menerbangkan 18 lintasan jarak dekat yang tidak profesional yang menyebabkan MQ 9 bereaksi untuk menghindari situasi yang tidak aman," ungkap Letnan Jenderal Alex Grynkewich, kepala Komando Pusat Angkatan Udara AS, Laksamana Muda Oleg Gurinov, kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia untuk Suriah, mengatakan pekan lalu bahwa militer Rusia dan Suriah telah memulai pelatihan bersama selama enam hari.